Lahir : Sragen, Jawa Tengah, 5
Februari 1923
Wafat : Yogyakarta, 1 Oktober 1965
Makam : TMP Semaki, Yogyakarta
Katamso memulai
karir militernya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (PETA)
di Bogor, yakni pendidikan para militer bentukan Jepang. Kemudian setelah
Proklamasi Kemerdekaan ia bergabung dengan TKR dan diangkat sebagai Komandan
Kompi di Klaten. Katamso bersama pasukannya seringkali terlibat pertempuran
dengan tentara Belanda pada saat Agresi Militer Belanda Berlangsung.
Katamso pernah ikut
terlibat dalam Operasi Merdeka Timur di bawah pimpinan Letkol Soeharto. Operasi
militer tersebut digelar untuk menumpas gerakan pemberontakan batalyon 426 yang
menyatakan bergabung dengan DI/TII di bawah pimpinan S.M. Kartosuwiryo.
Demikian juga pada
waktu terjadinya pemberontakan PRRI/Permesta, Katamso diangkat menjadi Komandan
Batalyon A Komando Operasi 17 Agustus di bawah pimpinan Kolonel Ahmad Yani.
Selanjutnya, Katamso diserahi tugas sebagai Kepala Staf Resimen Tim Pertempuran
(RTP) II Diponegoro di Bukit Tinggi. Tugas utamanya ketika itu melakukan
pembersihan, penumpasan, dan menjaga keamanan wilayah dari gerombolan pengacau
keamanan.
Dari Bukit Tinggi
ia kembali dipindahtugaskan sebagai Kepala Staf Resimen Riau Daratan Kodam
III/17 Agustus dengan tugas yang sama. Setelah Sumatera kembali aman, ia
ditarik ke Jakarta dan menjabat sebagai Komandan Pusat Pendidikan Infantri
(Pusdikif) di Bandung.
Tahun 1963, Katamso
diangkat menjadi Komandan Resort Militer (Korem) 072, Kodam VII/Diponegoro yang
berkedudukan di Yogyakarta. Katamso juga aktif dalam membina dan memberikan
latihan militer kepada Resimen Mahasiswa (Menwa) untuk mengantisipasi ancaman
PKI yang saat itu sedang berupaya untuk melakukan perebutan kekuasaan. Karena
sikapnya itu, Katamso dimusuhi oleh PKI.
Sehingga pada waktu
terjadinya G-30-S/PKI di beberapa kota seperti di Jakarta dan Yogyakarta,
Kolonel Katamso juga menjadi target penculikan dan pembunuhan. Katamso diculik
dan dibawa ke daerah Kentungan, sebelah utara Yogyakarta, kemudian dibunuh.
Tanggal 22 Oktober 1965 jenasah Katamso ditemukan, dan selanjutnya dimakamkan
di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.
Sebagai catatan,
Katamso juga dikenal giat dalam mengembangkan pendidikan untuk masyarakat umum.
Katamso oleh Pemerintah RI dianugerahi gelar pahlawan revolusi berdasarkan SK
Presiden RI No.118/KOTI/1965.
Sumber:
Ajisaka, Arya. 2004. Mengenal Pahlawan
Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar