Lahir : Tasikmalaya, 14 Januari 1911
Wafat : Jakarta, 7 November 1963
Makam : TMP Kalibata
Setelah
menamatkan pendidikannya di THS (ITB), Djuanda memilih menjadi guru di SMA
Muhammadiyah Jakarta dan kemudian menjadi direktur di sekolah tersebut. Ia juga
pernah menjadi tenaga ahli di Jawatan Pengairan Jawa Barat dan anggota Dewan
Daerah Jakarta.
Setelah
Proklamasi Kemerdekaan RI, Djuanda diangkat sebagai Kepala Jawatan Kereta Api,
kemudian karirnya terus naik dan duduk sebagai menteri perhubungan. Djuanda
adalah orang yang paling sering duduk dalam kabinet, tercatat sudah 17 kali dia
duduk di kabinet dengan berbagai jabatan.
Djuanda
juga pernah menjabat sebagai menteri pertama (perdana menteri), yaitu pada
kabinet ketujuh (9 April 1957 – 24 Juli 1959) yang sering disebut juga sebagai
Kabinet Karya. Sebagai seorang professional, Djuanda lebih memilih anggota
kabinetnya berdasarkan kecakapan dan bukan semata-mata dari kalangan partai
politik.
Selama
kepemimpinan Djuanda dalam kabinet, ada dua peristiwa penting, yaitu usaha
pembunuhan Soekarno di Cikini (30 November 1957) dan pemberontakan PRRI/Permesta
di Sumatera dan Sulawesi. Namun keduanya dapat dia atasi. Karena kegagalan
konstituante membuat UUD yang baru, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 yang pada akhirnya membuat kabinet Djuanda mengundurkan
diri pada tanggal 24 Juli 1959.
Djuanda
wafat empat tahun kemudian karena serangan jantung. Berdasarkan Surat Keputusan
Presiden RI. No. 244/1963, Ir. H. Djuanda Kartawidjaja diangkat sebagai
pahlawan kemerdekaan nasional.
Sumber:
Ajisaka, Arya. 2004. Mengenal Pahlawan
Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar